Sindoraya.com, Surabaya, – Kelangkaan pupuk bersubsidi yang disertai harga mahal kembali memicu keresahan petani di Madura. Sekretaris Jenderal Aliansi Madura Indonesia (AMI), Abdul Aziz, S.H., menyampaikan protes keras kepada PT Pupuk Indonesia (Persero) dan dinas terkait atas persoalan distribusi pupuk yang dinilai semakin membebani para petani, khususnya di Desa Tambelangan, Kabupaten Sampang.
Aziz mengungkapkan bahwa kondisi tersebut sudah berlangsung cukup lama. Petani mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi, sementara harga di lapangan terus meroket. AMI menilai lemahnya pengawasan distribusi membuka peluang permainan oknum di tingkat bawah.
Pada 12 November 2025, AMI telah melayangkan “surat cinta” resmi kepada dinas terkait sebagai bentuk protes dan permintaan penindakan tegas. Dalam surat itu, AMI mendesak pemerintah untuk segera membenahi rantai distribusi pupuk serta menindak siapa pun yang terlibat dalam kecurangan.
“Kelangkaan dan sulitnya pupuk di Madura dengan harga mahal, khususnya di Desa Tambelangan, Kabupaten Sampang,” ujar Abdul Aziz, menegaskan kembali isi surat yang dikirim kepada instansi terkait.
AMI menegaskan komitmennya untuk mengawal persoalan ini. Aziz menyampaikan bahwa pihaknya akan terus memonitor PT Pupuk Indonesia maupun distribusi di tingkat daerah agar tidak terjadi praktik permainan yang merugikan petani.
Tak hanya itu, sebagai bentuk tekanan, Aliansi Madura Indonesia juga menyiapkan aksi demonstrasi besar-besaran.
“Insya Allah pada minggu depan saya akan melakukan aksi demonstrasi di depan gedung PT Pupuk Indonesia dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur,” tegasnya.
Aksi tersebut direncanakan menyasar dua instansi yang dianggap memiliki peran penting dalam pengadaan dan pengawasan pupuk di wilayah Madura.
Redaksi
