Kubu Raya, sindoraya.com Aksi preman mengancam dan berbuat anarkis kepada pengantar maupun penjemput penumpang pesawat di bandara Supadio Pontianak dinilai sudah tahap meresahkan.
Informasi yang dihimpun media aksi ini sudah sering terjadi, cuma tidak ada yang berani melapor.
Kali ini para preman tersebut “kena batunya”, dia salah pilih mangsanya, seorant advokat Chandra Kirana, SH melapor kejadian yang menimpanya ke polisi.
Kabarnya seorang pelaku sempat diamankan petugas polisi polsek bandara Supadio Pontianak. Aksi mereka terekam dalam video yang direkam oleh anak korban.
Advokat Chandra Kirana terpaksa membuat laporan polisi, pasalnya dirinya mendapatkan perlakuan kasar disertai pengancaman dan cacian oleh sejumlah orang tak dikenal (preman, red) di area bandara Supadio Pontianak pada Rabu malam (3/7/24) sekitar pukul 23.00 Wib.
Dalam keterangan persnya kepada sejumlah awak media Sabtu (6/7/24) Chandra mengungkapkan, setelah kejadian itu yang semula dilaporkannya ke Polsek Sungai Raya. Namun oleh petugas diarahkan ke Polsek Bandara Supadio. ” Namun entah kenapa kasus laporan saya ini diambil alih oleh pihak Polres Kubu Raya “, pungkas Chandra.
Chandra kemudian menjelaskan kronologinya. Menurut dia, pesawat yang ditumpanginya seharusnya sudah mendarat di bandara Supadio Pontianak pada pukul 20.00 Wib. “Tapi karena delay , akhirnya pesawat sampai pukul 10.30 Wib “, ucapnya.
” Setelah menunggu bagasi, saya baru bisa keluar pada puku 23.00 Wib. Anak saya yang menjemput ketika akan masuk , di tahan oleh orang tak di kenal atau preman tersebut, dengan alasan bandara sudah ditutup”, ungkap Chandra.
Menurut Chandra anaknya sudah menyampaikan kepada sekelompok orang yang berjumlah sekitar 4 orang tersebut bahwa akan menjemput bapak yang baru landing pesawatnya. Namun tak dihiraukan oleh pemuda tersebut.
” Setelah itu ada satu orang naik motor bebek dari arah pintu keluar mendatangi saya di dalam bandara dan menyampaikan bahwa bandara sudah ditutup, mobil sudah tidak boleh masuk lagi dan kemudian mengatakan mereka mau membantu membawa empat kotak 4 kardus yang saya bawa dan satu koper “, cerita Chandra. Padahal menurut Chandra aktifitas dibandara masih ada, kenapa dibilang sudah ditutup.
” Istri saya berpikir itu petugas bandara awalnya. Melihat gelagat bahwa itu bukan petugas bandara, maka langsung saya tolak . Pemuda tak dikenal atau preman tersebut malah marah. Namun masih tetap memaksa”, papar Chandra.
” Ketika saya tolak pelakunya tak terima dan memaksa saya mendorong troli keluar kalau memang tidak bisa masuk barang saya supaya bisa dekat ke mobil yang dibawa anak saya”, pungkas Chandra.
” Setelah itu terjadi sedikit argumen. Karena mereka memaksa, sehingga memancing emosi saya “, tambahnya.
Dengan nada agak tinggi, saya bilang saya ini sudah korban, karena pesawat delay bukan saya melanggar aturan.
” Mana ada aturan yang namanya bandara itu tutup selama masih ada aktivitas dan penumpang yang turun “, imbuhnya lagi.
” Karena dia tidak terima saya tolak, dia marah, langsung turun dari motornya sambil berteriak memaki saya mengatakan dengan kalimat yang tak sopan”, beber Chandra.
” Kemudian salah seorang dari mereka menyerang saya, namun dapat saya hindari. Saya katakan bahwa saya advokat agar dia paham dan mengurungkan niatnya untuk menyerang saya “, kata Chandra.
” Tapi bukannya mengurungkan niatnya, tapi justru semakin brutal, sambil memaki saya dan kemudian dengan berbagai penghinaan ditunjukkan kepada saya”, jelasnya.
Kemudian menurut Chandra mereka masih belum puas, pada saat menuju pintu keluar melewati pembayaran di pintu parkir, mereka mengejar lagi dan berusaha memberhentikan mobilnya.
” Sebelumnya saat pertengkaran pertama dihalaman parkir mereka mengancam , akan menunggunya diluar di sekitar dekat kantor polsek bandara “.
” Saya akan tunggu kau di luar karena nanti saya akan panggil kawan-kawan saya untuk menghabisi kamu “, ujar Chandra menirukan ucapan preman tersebut.
” Mendengar seperti itu istri saya lalu mencari security bandara tujuannya untuk minta dikawal sampai keluar supaya tidak terjadi masalah ternyata setelah dipanggil-panggil dan dicari bolak-balik tidak ada security-nya ”
“Akhirnya kami memutuskan untuk keluar dan akan menghadapi masalah apapun yang bakal terjadi di luar ”
” Saya perintahkan anak saya yang membawa kendaraan , saya sendiri duduk di samping, kemudian anak saya dan saya mempersiapkan satu rotan untuk berjaga-jaga kemungkinan terjadi keributan. Dan benar saja , ketika kami sampai ke pintu keluar parkir itu sudah ada 4 sampai 5 orang di sana menunggu”.
” Ketika anak saya mau buka kaca untuk membayar parkir pelaku berteriak memberitahu kawan kawannya yang lain bahwa bapak itu yang tadi ribut samanya ”
” Saya langsung turun dan siap siap dengan rotan yang ada dalam mobil untuk berjaga bila ada penyerangan ke saya. Mereka mulai marah, saat itu istri saya sempat merekam kejadian tersebut. Mereka kembali memaki dengan kata yang yang merendahkan profesi advokat”.
” Pada situasi sepi seperti itu, tidak ada satupun petugas keamanan kelihatan. kecuali petugas parkir saja. padahal didekat situ ada kantor polsek bandara ”
” Saya kemudian dengan suara aga keras mengajak istri dan anak saya untuk melapor kekantor polsek Sungai Raya. Tapi mereka malah bukannya takut, tapi di tantangnya, silahkan lapor saja ke polisi , disini presidenpun tak bisa masuk “,
” Akhirnya kami melapor ke polisi kemudian terakhir diambil alih oleh polres kubu raya”
Dengan kejadian ini Chandra berharap agar kasus seperti jangan terulang lagi kepada masyarakat yang lain yang akan berpergian ataupun pulang ketika melewati area bandara Supadio Pontianak.
Dia minta agar kasusnya diproses sesuai hukum yang berlaku agar ada efek jera terhadap para pelaku. “Saya juga belum tahu apakah pelaku sudah ditahan atau belum, sebelumnya sempat diamankan polisi”.
Sementara itu Kasat Reskrim Kubu Raya
AKP Ruslan Gani ketika dimintai konfirmasinya membenarkan adanya laporan masuk. “Masih di proses laporannya”, ujarnya singkat.(tim/SR)